Berita

PAFI Ungkap Alasan Kuat Buat Public Affairs untuk Gunakan Senjata Storytelling

Agung-e1686813062654-905x613

Ketua Umum PAFI, Agung Laksamana/Dok. Iconomics

 

Iconomics – Insan public affairs korporasi mendapat tantangan untuk selalu adaptasi dengan berbagai ruang dan waktu yang semakin dinamis. Tantangan tersebut seiring tantangan yang dihadapi organisasi/korporasi yang semakin banyak dan kompleks.

“Kita sedang dihadapkan dengan multi dimensi challenges, baik itu information yang overload, adanya fake newspolicy yang berubah, informasi yang berubah, ada artificial inteligence, ada chat GPT, hingga hilangnya rasa empati di masyarakat,” kata Ketua Public Affairs Forum Indonesia (PAFI), Agung Laksamana dalam PAFI Leadership series 3 pada Kamis (15/06/2023).

Semakin lengkap tantangannya yang ditambah dengan terdapatnya kondisi sulit mengkomunikasikan informasi korporasi kepada publik, media, hingga regulator. Oleh karena itu, untuk mengatasi challenges tersebut dibutuhkan kreativitas dari para public affairs.

“Saya rasa di titik inilah kreativitas public affairs itu dibutuhkan sebagai bridge untuk memahami tren, regulasi, substansinya, membuat konteks itu menjadi relevan kepada publik, storytelling menjadi bagian penting dalam advokasi public affairs,” ungkap Agung.

Agung juga menjelaskan peran storytelling menjadi sangat bermanfaat bagi public affairs. Menurutnya, berdasarkan riset yang didapat menunjukkan bahwa otak manusia akan melepas hormon oksitosin jika mendengarkan cerita.

“Otak manusia itu kalau mendengar cerita dia itu akan melepaskan oksitosin hormon yang terkait dengan trust dan empati. Jadi peningkatan oksitosin itu membuat manusia cenderung trust-nya timbul dan kolaboratif ini penting dalam membuat sasaran untuk mengambil decision making,” lanjutnya

Adapun riset lain menyatakan bahwa manusia mampu mengingat informasi 50% dalam bentuk narasi dibandingkan visual.

Menurutnya, dengan melakukan storytelling ini menjadi peluang untuk public affairs dalam mengomunikasikan kepada stakeholder.

“Jadi ini oppurtunity bagi kita, bagaimana mem-packaging story-story di perusahaan kita kepada stakeholder supaya lebih impactful dan beliau-beliau ini bisa membantu,” lanjutnya.

Agung juga bercerita bahwa Presiden Obama pernah mengakui bahwa salah satu kesalahannya ketika menjabat adalah memahami bahwa tugas Presiden hanya sebatas membuat kebijakan (policy). Padahal, tugas menjadi Presiden lebih dari itu, yaitu harus memiliki kekuatan untuk engaging, atau mempengaruhi hati publik.

“Dia (Obama) bilang menurutnya esensi dari jabatan presiden itu adalah bercerita kepada rakyat Amerika, memberikan unity, memberikan purpose, dan juga optimisme terutama di masa-masa sulit,” lanjutnya.

 

 

Artikel asli diambil dari:

https://www.theiconomics.com/art-of-execution/pafi-ungkap-alasan-kuat-buat-public-affairs-untuk-gunakan-senjata-storytelling/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori

Postingan Terbaru

Future Vs What’s Not Going to Change?

Oleh: Agung Laksamana. Penulis adalah Ketua Public Affairs Forum Indonesia Artikel Iconomics – Jeff Bezos adalah Founder dan CEO Amazon, perusahaan global teknologi. Saat ini, Bezos juga salah satu orang terkaya di dunia. Dalam beberapa diskusi bersama para chief executive officer (CEO) dan eksekutif perusahaan, ia menceritakan sering mendapat pertanyaan tentang prediksi pada perubahan yang akan terjadi

Inikah Akhir Dari Social Network?

Oleh: Agung Laksamana. Penulis adalah Ketua Umum Public Affairs Forum Indonesia dan Dewan Kehormatan Perhumas   Iconomics – Judul “Inikah Akhir Dari Social Network?” sensasional. Judul aslinya adalah “The End of the Social Network”. Judul tersebut menjadi cover story majalah The Economist edisi 3 Februari 2024 lalu. Jadi tentunya masih hangat. Topik yang diangkat tersebut

Tantangan Industri Public Affairs di Masa Kini

Peran dan fungsi Public Affairs (PA) yang dimaksimalkan dalam sebuah perusahaan akan memberikan dampak terhadap kemajuan bisnis, mengingat PA merupakan fungsi yang strategis. Masuk di era yang penuh dengan perubahan dan ketidakpastian saat ini, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi praktisi PA. PAFI secara khusus melakukan wawancara dengan Boy Arno Muhamad, Ketua ESG PAFI yang juga

Pentingnya Bijak dan Menjaga Etika Bermedia Sosial

Arif Reza Fahlepi S.S M.Ikom, Ketua Kemitraan PAFI   Era modern saat ini, perkembangan media sosial cukup cepat dan digunakan oleh banyak kalangan dan usia. Ada banyak tujuan penggunaan media sosial, baik sebagai media berbagi informasi, membangun koneksi bahkan dalam menyampaikan aspirasi dan pendapat baik pesan melalui konten maupun lewat komentar-komentar yang disematkan. Dalam penggunaannya,

Scroll to Top
Chat WhatsApp
1
Butuh Bantuan?
Selamat Datang di Website Resmi Public Affairs Forum Indonesia.

Silahkan Menghubungi Kami Untuk Mengetahui Informasi Lebih Lanjut.