Saat ini Public Affairs dihadapkan dengan berbagai tantangan mulai dari perkembangan digitalisasi yang cepat,berubahan regulasi dan tantangan yang lainnya. Oleh karenanya, Public Affairs harus terus mengasah kemampuan diri untuk menghadapi tantangan tersebut bahkan mampu untuk menjadikannya sebagai peluang. Arif Reza Fahlepi, Corporate Secretary Division Head – PT Mandiri Tunas Finance melalui wawancara dengan PAFI untuk mengupas lebih dalam tentang skill set yang harus dimiliki Public Affairs, berikut cuplikan wawancaranya:
PAFI: Bagaimana peran Public Affairs di PT Mandiri Tunas Finance sebagai industry pembiayaan?
Arif: Sektor jasa keuangan di Indonesia saat ini dihadapkan oleh beberapa tantangan, salah satu tantangan yang akan dihadapi adalah risiko tingginya suku bunga untuk melawan inflasi yang semakin tinggi dan akan berdampak pada suku bunga kredit. Dalam menatap hal tersebut, Industri pembiayaan sebagai bagian dari sektor jasa keuangan harus memiliki beberapa strategi bisnis demi menunjang kelangsungan dan kemajuan bisnis. Tak terkecuali PT Mandiri Tunas Finance sebagai perusahaan kredit anak bangsa, sudah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk Building New Foundation To Win The Market diantaranya menumbuhkan captive market, meningkatkan kemitraan dan partnership serta mengoptimalkan database
Tentunya untuk mewujudkan dan menyukseskan hal tersebut, peran Public Affairs dan Public Relation sangatlah dibutuhkan. PR harus terus meningkatkan citra atau reputasi perusahaan untuk dapat meyakinkan dan meningkatkan kepercayaan stakeholder, shareholder, pelanggan, serta mitra dan partner lainnya. Selain itu, PR harus dapat mempublikasikan visi, misi dan program-program perusahaan dan memberi pengarahan kepada masyarakat karena itu semua menjadi tanggung jawab PR sebagai jembatan antara perusahaan dengan publiknya. Pencapaian keberhasilan perusahaan tidak terlepas dari peran PR itu sendiri dengan menjaga komunikasi dengan berbagai pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan.
Selain itu, PR juga berperan dalam proses pemecahan masalah atau terlibat dalam setiap manajemen krisis. Menangani krisis dalam perusahaan merupakan peran yang berkaitan dengan pengembalian nama baik perusahaan atau membangun identitas perusahaan setelah terjadinya krisis akibat penurunan eksistensi perusahaan. Peran PR diperlukan agar krisis tersebut dapat terpecahkan melalui kegiatan komunikasi dan dapat mengembalikan nama baik perusahaan. Sehingga perusahaan dapat terus berdiri kokoh dalam menghadapi persaingan global.
PAFI: Apa saja tantangan yang dihadapi dan bagaimana cara menyikapinya?
Arif: Saat ini praktisi Public Affairs (PA) tidak hanya dihadapkan oleh volatility, uncertainty, complexity, ambiguity (VUCA). Namun juga fenomena hyper-transparency, komunikasi digital, perubahan regulasi, hingga komunikasi tanpa batas. Cara menyikapinya yaitu perusahaan harus mencari orang-orang dengan berbagai bakat dalam bisnis, dalam pemasaran dengan pola pikir global, seorang ahli strategi dengan pengetahuan dan keterampilan penelitian untuk dapat menganalisis lingkungan yang akan berdampak pada organisasi tempat dia bekerja. Singkatnya, seorang profesional PR harus berpikir, berbicara dan bertindak sebagai manajer, bukan sebagai komunikator saja dan hanya dengan memahami manajemen, maka seorang PR dapat menjadi orang yang efektif yang dapat diharapkan untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap bottom line dari sebuah organisasi.
Selain itu, harus termotivasi dengan culture of success dalam memberikan tren terkini, tantangan terkini, pengembangan konseptual, memperbarui strategi dan keterampilan, mendorong penelitian, pengukuran, dan evaluasi. Sebagai seorang profesional PR, kita dihadapkan pada kebenaran sederhana: Integritas. Sebagai agen perubahan, humas dapat membawa aura integritas dan kepercayaan, partisipasi dan pemberdayaan, keadilan dan keragaman serta tanggung jawab sosial kepada publik internal yang dapat difasilitasi oleh sinergi departemen sumber daya manusia dan humas.
PAFI:Sebagai Public Affairs, apa skill set yang harus dimiliki dalam menghadapi tantangan ini?
Arif: Skill set yang harus dimiliki Public Affairs dalam menghadapi tantangan antara lain:
• Communication Skills
Lebih dari keterampilan lainnya, komunikasi adalah keterampilan yang akan Anda gunakan setiap hari saat bekerja di bidang ini. Anda harus dapat mengomunikasikan pikiran Anda dengan jelas dan menjadi pendengar yang baik. Sebagai spesialis hubungan masyarakat, Anda juga harus sadar secara sosial saat berkomunikasi. Penting untuk mengetahui perubahan nada atau emosi sekecil apa pun selama percakapan.
• Social Media Skills
Media sosial telah mendefinisikan kembali komunikasi antara spesialis PR dan audiens mereka. Ini berarti bahwa Anda memiliki pengetahuan tentang cara menggunakan media sosial untuk mengelola suara merek calon pemberi kerja, bahwa Anda memahami perbedaan mendasar antara masing-masing platform media sosial, dan bahwa Anda tahu cara menggunakan platform tersebut sebagai alat untuk berkomunikasi dengan publik. Dalam bisnis modern, memahami cara menggunakan media sosial adalah kunci keterampilan hubungan masyarakat.
• Research Skills
Anda perlu memiliki semacam keterampilan penelitian yang sangat baik karena sebagai pakar hubungan masyarakat Anda harus berinteraksi dengan banyak klien berbeda dari industri yang sama sekali berbeda. Jadi, Anda perlu mengetahui pasar dan merek mereka untuk mempercepat proses membangun hubungan.
• Time Management Skills
Anda harus memiliki keterampilan manajemen waktu yang sangat baik untuk menangani semua klien Anda secara setara dan menyelesaikan proyek Anda tepat waktu. Menguasai tenggat waktu dan memprioritaskan tugas adalah suatu keharusan.
• Creative Thinking Skills
Sebagai PR profesional, Anda perlu berpikir kreatif karena Anda akan menemukan banyak peluang untuk mempromosikan bisnis dan mendekati klien baru selama bekerja. PR selalu membutuhkan ide-ide baru untuk sukses dalam karir Anda. Memiliki pemikiran kreatif akan meningkatkan karir Anda.
PAFI: Bagaimana langkah-langkah Public Affairs dalam mengembangkan skill set tersebut?
Arif: Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
• Commit to Continuous Learning
Pekerjaan PR dapat menempatkan Anda dalam banyak situasi, yang dapat memberikan banyak kesempatan untuk belajar terus menerus. Anda dapat menggunakan situasi ini sebagai kesempatan untuk mempelajari keterampilan baru. Ini juga membantu untuk tetap up to date pengetahuan tentang industri dengan melakukan penelitian dan membangun jaringan profesional Anda.
• Be Aware of Industry Trends
Semakin lama Anda bekerja di industri PR, semakin sadar Anda tentang apa yang dilakukan orang lain serta apa yang terjadi di industri yang lebih luas. Ini bermanfaat untuk mengikuti posting media sosial dari para profesional PR terkemuka dan secara teratur memantau situs perdagangan dan publikasi untuk tetap mengikuti tren baru.
• Try Different Writing Styles
Bereksperimenlah dengan berbagai pendekatan penulisan dan suara yang dapat Anda gunakan saat berkomunikasi dengan publik. Seiring waktu, Anda dapat mengembangkan suara Anda sendiri dan sering kali tertarik padanya, yang dapat memberikan identitas pribadi yang kuat pada tulisan Anda. Cobalah meluangkan waktu setiap hari untuk menulis dan berkomunikasi dengan orang lain untuk memperkaya suara Anda dan membantu Anda menjadi PR profesional yang lebih serba bisa.
• Set Goals For Personal and Professional Development
Menetapkan tujuan untuk diri Anda sendiri dan berjuang untuk mencapainya adalah strategi yang efektif untuk meningkatkan keterampilan Anda sebagai profesional hubungan masyarakat. Misalnya, Anda dapat menginginkan keterlibatan yang lebih baik selama beberapa bulan ke depan atau meningkatkan jumlah penayangan video tertentu. Menetapkan tujuan pribadi dan profesional dapat memberi Anda sesuatu untuk dikerjakan dan membantu Anda mengukur kemajuan Anda.
• Learn More About Your Client’s Focus
Pada akhirnya, pekerjaan PR adalah tentang membantu klien Anda mencapai tujuan mereka. Apakah mereka meluncurkan merek baru, menandakan perubahan arah perusahaan atau meningkatkan reputasi perusahaan, peran Anda adalah membantu mereka memenuhi tujuan tersebut secara efektif dan efisien. Jadi, penting untuk terus berusaha mempelajari sebanyak mungkin tentang klien Anda dan bagaimana Anda dapat membantu mereka mewujudkan tujuan mereka.
PAFI: Apakah peran Public Affairs yang efektif berpengaruh secara langsung terhadap bottom line perusahaan?
Arif: Ya, peran Public Affair yang efektif mempengaruhi bottom line perusahaan. Konsep triple bottom line atau 3P (profit, people, planet) yang dikemukakan oleh John Elkington menjadi terobosan dalam dunia CSR. Dalam konsep tersebut jika perusahaan ingin sustain, maka perusahaan perlu memperhatikan 3P, yakni bukan hanya profit yang menjadi tujuan utama, namun juga harus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat (people) dan ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet).
Kegiatan CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan harus memenuhi semua unsur dalam konsep triple bottom line atau 3P. Dengan memenuhi unsur-unsur yang terkandung dalam konsep 3P, CSR perusahaan tersebut dapat dikatakan sebuah kegiatan CSR yang tepat pada sasaran. Selain itu, penerapan konsep 3P dalam kegiatan CSR dapat membantu tercapainya strategi jangka panjang perusahaan. Dalam perusahaan, PR berperan dalam kesuksesan kegiatan CSR tersebut. Beberapa CSR yang selalu diterapkan oleh Mandiri Tunas Finance yaitu program bantuan untuk korban bencana alam, program bantuan pendidikan, program bantuan peningkatan kesehatan, program pembangunan sarana ibadah, program pelestarian alam, program sosial kemasyarakatan serta program-program lainnya yang setiap tahun selalu diinisiasi oleh MTF.
PAFI: Bagaimana para CEO perusahaan Anda melihat peran Public Affairs selama ini?
Arif: CEO melihat peran Public Affairs sangatlah penting. Fungsi Public Affairs termasuk fungsi komunikasi itu memang sangat dibutuhkan oleh perusahaan dimanapun atau industri apapun, sektor apapun di Indonesia. Public Affairs di perusahaan harus sudah terlibat sejak awal perencanaan bisnis atau program perusahaan, selanjutnya Public Affairs melakukan engagement dengan para pemangku kepentingan yang beragam dimana perusahaan mesti mempunyai key message yang disesuaikan sedemikian rupa sesuai dengan target audiensnya. Dalam hal ini, para praktisi Public Affairs juga mesti memperhatikan juga konteks politik, sosial, budaya dan struktur masyarakat itu sendiri.
Para praktisi Public Affairs mesti terus membangun kemitraan dengan berbagai partner untuk membangun trust. Terdapat dua hal yang berkenaan dengan trust yaitu the value of our company dan the credibility of the messenger. Nilai dari perusahaan dikomunikasikan kepada para stakeholders dan yang tidak kalah penting adalah siapa yang mengkomunikasikannya dan bagaimana kredibilitas dari yang membawa komunikasi tersebut.