Oleh: Agung Laksamana. Penulis adalah Ketua Public Affairs Forum Indonesia
Artikel Iconomics – Jeff Bezos adalah Founder dan CEO Amazon, perusahaan global teknologi. Saat ini, Bezos juga salah satu orang terkaya di dunia. Dalam beberapa diskusi bersama para chief executive officer (CEO) dan eksekutif perusahaan, ia menceritakan sering mendapat pertanyaan tentang prediksi pada perubahan yang akan terjadi dalam 10 tahun mendatang.
Itu pertanyaan menarik, kata Bezos. Namun, ia hampir dapat memastikan tidak pernah ada pertanyaan, “what’s not going to change in the next 10 years?” (Apa yang tidak akan berubah dalam 10 tahun mendatang?).
Menurut Bezos, pertanyaan kedua ini jauh lebih penting dan strategis dari pada yang pertama. Dari pertanyaan kedua ini, menurutnya, perusahaan dapat membangun strategi bisnis ke depan.
Dalam konteks perusahaan Amazon, ia sendiri sulit membayangkan masa depan, 10 tahun dari sekarang, di mana seorang pelanggan datang dan berkata kepadanya, “Hai Bezos, saya suka Amazon, saya hanya berharap harganya bisa sedikit lebih mahal,” atau “Hai Bezos, saya suka Amazon, saya hanya berharap pengiriman kamu sedikit lebih lambat”. Hal ini sangat tidak mungkin.
Sepuluh tahun dari sekarang, pelanggan pasti tetap menginginkan 3 hal, yaitu low prices, fast delivery, dan vast selection. Ia katakan semua itu tidak akan berubah dan konsisten 10 tahun dari sekarang.
Dalam konteks lain, Saya sedang membaca sebuah buku berjudul Same as Ever dari penulis Morgan Housel. Morgan adalah penulis buku terkenal Psychology of Money.
Ia menuliskan percakapan inspiratif antara Warren Buffet dan temannya. Kisah ini terjadi tahun 2009, masa-masa puncak resesi ekonomi di Amerika Serikat.
Buffett dan temannya, sebut saja namanya Jim yang sedang berkeliling downtown kota Omaha, Nebraska. Mereka perhatikan lingkungan tengah kota Omaha yang suram, jalanan kosong, dan toko-toko tutup. Intinya semua terlihat suram tanpa harapan.
“Buffet, bagaimana kita bisa keluar dari ini?” tanya Jim. “Negara ini tidak akan pernah sama lagi,” lanjutnya bertanya.
Buffett diam sejenak, lalu bertanya, “Jim, apakah kamu tahu, apa permen candy terlaris pada tahun 1962?”
Jim menjawab Buffet bahwa dirinya tidak tahu.
Buffett pun menjawab Snickers.
Kemudian Buffett bertanya lagi, “Jim, apakah kamu tahu, apa permen candy terlaris saat ini?”
Jim kembali jawab, “Tidak tahu.”
Warren berkata, “Snickers.”
Kemudian hening. Percakapan mereka berakhir sampai di situ.
Kita semua bisa belajar banyak dari Sejarah. Sejarah dunia penuh dengan kejutan dan dinamika yang tidak bisa diprediksi oleh siapa pun. Yang pasti, sejarah penuh dengan begitu wisdom kebijaksanaan bagi kita semua untuk dipelajari.
Kedua cerita ini dalam opini saya memberi perspektif tentang hal-hal fundamental yang tidak berubah dari ekspektasi pelanggan. Lebih jauh lagi, inilah cara Jeff Bezos, salah satu pemimpin perusahaan teknologi inovatif kelas dunia dan Warren Buffett melihat challenges dan opportunity ke depan dengan pertanyaan what’s not going to change? Hal-hal yang tidak pernah berubah di dunia yang terus bergerak dinamis ini.
Jadi, jika dalam waktu dekat, perusahaan Anda akan membuat strategic planning 2025, mungkin pertanyaan what’s not going to change over the next 10 years bisa dijadikan sebagai bagian dari diskusi bersama tim.
Inilah yang seharusnya menjadi pertanyaan kita semua. Apa yang tidak akan pernah berubah? Mari kita renungkan bersama sejenak.
Referensi artikel:https://www.theiconomics.com/icon-opinion/future-vs-whats-not-going-to-change/